Thursday, July 20, 2006

Sarana Transport Kodok Tebu

Teknologi menurut Marshall McLuhan -- yang dikenal dengan teori Global Village -- adalah ekstensi dari kebudayaan manusia. Jalan, misalnya, ekstensi dari kebutuhan transportasi. Tapi di Australia, yang menggunakan jalan untuk bepergian ternyata bukan cuma manusia. Kodok Tebu (Bufo Marinus) pun melakukannya!

Fenomena ini ditemukan oleh Gregory Brown dan timnya dari University of Sydney, Australia. Kodok-kodok itu menggunakan jalan raya saat bermigrasi. Binatang-binatang amfibi yang mampu tumbuh hingga sebesar piring makan dengan berat sekitar 2 kg itu, berpindah saat makanan di suatu tempat habis. Mereka mampu bergerak sejauh kira-kira 48 km per tahun -- sebuah akselerasi yang sangat memukau bagi hewan tambun yang di Australia, kini, dimasukan dalam kategori hama (pest) itu. Menurut Brown dan teman-teman, "evolusi budaya" ini terjadi manakala kodok-kodok itu mengalami kesulitan menembus belukar yang rapat di padang-padang Australia.

Australia mengimport Kodok Tebu dari Hawai pada 1935. Mulanya untuk mengontrol populasi kumbang yang ketika itu sangat besar dan menyerang ladang-ladang tebu. Belakangan, ketika mangsa alami mereka mulai habis, mereka melahap yang lain-lain. Mereka juga berbahaya untuk binatang lain. Racun cair putih (bufotoxin) yang keluar dari punggung serta kepalanya, misalnya, mampu membunuh ular, keluarga kadal, bahkan anjing peliharaan. Itu sebabnya pemerintah Australia sangat ingin "mengontrol" populasi hewan ini. Celakanya, Kodok Tebu tidak punya predator alamiah. Tahun lalu pemerintah setempat berusaha menjebak hewan-hewan ini agar tidak berpindah menggunakan sinar ultraviolet tapi gagal.

Makanya penemuan baru ini disambut gembira di Australia: ada harapan baru bagi upaya mengontrol perkembangan Kodok Tebu. Caranya? Biarkan mereka di jalanan -- populasi mereka akan berkurang pelan-pelan karena mati terlindas kendaraan. Ya, masuk akal. Tapi, bagaimana ya kalau mereka kemudian belajar bahwa "bermain-main" di tengah jalan itu berbahya dan mulai tertib lalu-lintas: menggunakan tepi-tepi jalan atau trotoar sebagaimana lazimnya pejalan kaki?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home