Friday, May 26, 2006

Flu Burung, Oh

Lagi, bersaudara dalam keluarga meninggal karena flu burung. Kali ini dua bersaudara -- pria 18 tahun dan perempuan 10 tahun -- menghembuskan nafas terakhir di RS Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat. Sebelumnya, tujuh bersaudara di Tanah Karo, Sumatera Utara, pun diketahui meninggal karena virus H5N1 ini. Peristiwa-peristiwa ini dan beberapa sebelumnya menguatkan dugaan bahwa virus yang sejatinya milik burung ini kini mulai ditularkan antar manusia. Belum ada uji laboratorium yang membuktikan kekuatiran ini, tetapi para ahli sepakat ini mungkin: ketika virus berbahaya akhirnya berhasil "belajar" mengikat gula dalam darah manusia!

Bukankah ini mengerikan? Saya teringat pelajaran sejarah di SMP tentang meninggalnya lebih dari 100 ribu orang di London, Inggris, pada 1600-an, peristiwa yang dikenang sebagai Black Death. Kita belum sampai ke sana (mudah-mudahan tidak). Sejauh ini baru 124 orang sedunia yang meninggal karena virus ini (termasuk 33 di Indonesia). Cuma saya tergoda untuk bertanya: sampai di mana kemanusiaan kita bisa bertahan dalam rasionalitas jika wabah yang ditakutkan itu benar-benar terjadi? Albert Camus dalam novelnya La Peste (Sampar-diterjemahkan Nh. Dini), soal pes di Oran, Aljazair --- yang telah "membunuh" kota itu -- coba memberikan jawaban dalam perspektif absurditas, ketika manusia terjebak dalam situasi di mana irasionalitas tak terelakan. Ada tiga pilihan: bunuh diri, bertahan hidup sambil berusaha untuk melakukan sesuatu yang berati -- paling tidak untuk diri sendiri atau, pasrah.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home